Rabu, 08 Desember 2010

PUISI KU ( Elnath Isnandar Esnan )

Apa yang mesti kukatakan padamu saat Rindu menikam langit?

Ketika deru metropolitan tak lagi menyisakan arti

Dan temaram lampu jalan hanya menyinari kehampaan

Adalah kau, dindaku

yang melebur satu dalam sukmaku

mengalirkan kemuliaan cinta

pada sungai kasih yang engkau bentangkan

Di hatiku, yang mendambamu, dari detik ke detik

Jika saja gerimis malam ini tak segera usai

Aku akan tetap mengurainya satu demi satu

menjadi noktah-noktah kecil berwarna cemerlang

Lalu melukisnya dikanvas langit

menjadi gambaran wajahmu

Dengan ukiran bulan sebagai senyummu

Apa yang mesti kunyatakan padamu saat sunyi menyesak dada?

ketika kutangkap dan kudekap bayangmu di relung kamar

pada senja merah yang menggetarkan

Adalah kau dindaku,

Bunga mimpiku dari malam ke malam

yang memberi seribu makna dari kelembutan matamu

Sungguh, aku hanya punya cinta sederhana untukmu

yang telah kurajut dengan benang-benang kesetiaan

Dan kujalin indah hingga kau kujelang

Pada waktunya kelak

Kita songsong cakrawala membuka tirai pagi

Dengan terik sinarnya yang menyejukkan hati

Lalu biarkan aku membawamu terbang

Menyusuri pelangi dan melintasi mega

Sambil kubisikkan lirih ditelingamu:

"Aku tak akan berhenti mencintaimu"


---------------------------------------------------------------------------------


Bukan tak sempat atau tak lagi berniat, hanya saja tekad tak cukup untuk membuat sebuah puisi terlahir secepat kilat.

Esok, jika aku sanggup memanggil kembali semua inspirasi yang kini pergi, pasti ‘kan kutuliskan untukmu (lagi) sebuah puisi cinta untuk hati. Aku berjanji !

Hari ini, biarkan saja aku diam dalam keheranan tentang kemana larinya semua jiwa-jiwa puitis yang biasanya bersemayam di hati dan jiwaku. Mungkin semalam cukup, mungkin juga tidak. Aku tak pernah mengerti. Aku hanya akan coba menanti.

Semoga semua memahami. Semoga semuanya tak pergi.



--------------------------------------------------------------------------


Bintang malam kemanakah ia gerangan?
Tak sedikitpun ia meninggalkan jejak
juga bayang… siang atau malam
Adakah rindu ini harus kugenggam,
Hingga esok hari kujelang ..

Ku menyayanginya dari lubuk hati
Tetap merindunya meski t’lah pergi
Ku hanya ingin melihat, namun itu pun tak mungkin lagi
Tidakkah rasa ini harusnya mati

dan hilang dari hidupku ini



-------------------------------------------------------------------------------

Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian

Wahai angin pengembara
kabarkanlah kepadaku tentang dirinya

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian

Sahabatku adalah untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan

Wahai burung duta suara
ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya


----------------------------------------------------------------------------


Bagai bintang dan segala kebebasan di angkasa ..
Bagai cerita tentang rasa surga ..
Kita bersama ..
Aneka warna hiasi alur algoritma kehidupan ..
Terik dan sejuk adalah biasa ..
Kalianlah sahabat-sahabatku, penyejuk bagi jiwa ..
Senantiasa mendengar saat kumengeluh, padahal kalianpun sedang berada dalam peluh ..
Senantiasa membelai saat kukecewa, padahal kalianpun tengah ada dalam gelisah ..
Kalianlah sahabat-sahabatku, hadiah indah dari surga ..


Penuntun saat terbuta ..
Payung saat hujan dan terik ..
Penerang saat berjalan dalam lorong gelap ..
Penunjuk saat tersesat ..
Penegur saat terlena ..
Pendengar setia saat bercerita tentang segala ..
Pengangkat saat terpuruk ..
Kalianlah sahabat-sahabatku, keajaiban yang sempurna ..
Menjadi mata air ..
Menjadi catatan dalam jiwaku ..
Menjadi motivator ..
Menjadi mainan ..
Menjadi guru ..
Menjadi saudara ..
Menjadi mata-mata hati ku ..


Kalianlah sahabat-sahabatku, keindahan dalam hidup ..
Warna-warna agung sang pelukis yang dicoretkan dalam lembar hidupku ..
Komposisi lagu gubahan sang penyanyi yang mengisi semua relung di ragaku ..
Untaian kata terangkai sang penyair yang menyejukkan rasa panas hatiku ..
Pernah kita sama-sama tak sejalan ..
Dan untuk sesaat aku menjadi begitu membencimu ..
Lalu dengan segera, segala menjadi lebih sempurna ..
Dan kita tetap bersama ..
Entah apa jadinya hidupku tanda canda tawa kalian ..
Takkan ada nada lagu bagi ragaku ..
Entah apa jadinya hidupku tanpa celotek riang kalian ..
Takkan ada penyejuk untuk jiwaku ..
Sahabat, kuyakini inilah takdir ..


Tuhan yang telah mempertemukan dan mengenalkan aku pada kalian ..
Menghujamkan di hati-hati kita rasa saling sayang ..
Dalam banyak waktu yang telah kulewati bersama kalian ..
Dalam banyak kisah yang telah kualami bersama kalian ..
Dalam banyak khayalan yang tercipta bersama kalian ..
Dan mimpi-mimpi yang terinspirasi dari kalian ..
Sungguh kutelah mendapat banyak hal ..
Terkadang aku menjauh dari kalian ..
Terkadang kalian menjauh dariku ..
Tapi itulah hidup, kawan ..
Dan begitulah kehidupan ..
Dunia kadang sangat bersahabat ..
Tak jarang pula kehidupan menjadi begitu pelik ..

Begitu pula dengan persahabatan ..
Persahabatan kita ..
Aku telah mencoba untuk selalu tampil sempurna ..
Menjadi sahabat sesungguhnya bagi kalian ..
Namun harus ku akui, tak jarang kutemui kegagalan ..
Hingga aku menjadi begitu menakutkan ..
Aku telah mencoba untuk selalu tersenyum, membahagiakan kalian ..
Namun aku menyadari kesalahan ..
Tak jarang aku menjadi begitu angkuh dan egois ..


Menyakitkan hati kalian ..
Sesosok manusia dalam wujud aku ..
Yang tengah mencari lokasi kedewasaan ..
Terkadang begitu terpuruk dan menyudutkan kalian ..
Kekurangdewasaanku, dan segala keterbatasan di diriku ..
Kebodohanku, dan segala kekhilafanku ..
Seringkali menjadi jalan buntu persahabatan ..
Namun, lagi-lagi anugerah Tuhan begitu indah ..
Kalian kembali tampil sebagai jembatan kebahagiaan ..



Penuntun ke arah kedewasaan ..
Menyadarkanku dari segala khilaf ..
Dan kembali membuatku tersenyum menatap diri sendiri ..
Ah, kalianlah sahabat-sahabatku, jembatan cinta hidup ini ..
Dan kini, saat ini, satu bagian dari episode hidup telah ku lalui ..
Kulalui bersama kalian ..
Satu jalan baru terbentang di depan ..
Jalan yang semakin penuh dengan halang rintang dengan satu titik terang
Mungkin kita akan bercerai-berai ..
Entah bagaimana kelak hidupku tanpa kalian ..
Namun, aku ingin pastikan, jika kalianlah sahabat-sahabat terbaik yang pernah ku miliki ..
Entah bagaimana ku harus berucap terimakasih ..


Membalas segala yang telah kita lalui bersama ..
Membalas segala keindahan hidup ..
Yang kuraih hari ini adalah berasal dari cinta kalian ...
Yang kupeluk hari ini adalah berasal dari semangat kalian ..
Yang kurengkuh hari ini adalah berasal dari senyum hangat kalian ..
Dan semangatku hari ini adalah berasal dari tawa membahagiakan dari kalian ..
Sahabat-sahabatku ...


Mungkin mentari kita berbeda ..
Jalan tertujupun tak sama ..
Arti keindahan pada diri-diri kita pun tidak serupa ..
Dan untuk saat nanti yang tak pernah kita pikirkan ..
Mari jalani saja apa yang ada ..
Tak usah pedulikan segala ..
Mari jadikan kisah kita kenangan terindah di saat tua ..
Dan untuk masa depan yang tak pernah mampu kita ramalkan ..
Dengan segala pertanyaan tentang masa-masa yang telah kita lalui ..
Lihat saja segalanya dengan hati, dan pastikan segalanya akan menjadi indah ..


--------------------------------------------------------------------------
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali


-----------------------------------------------------------------------------


Kereguk segelas jeruk hangat
Berharap menghilangkan penat
Ah…rasa masam dan manis yang bersatu
Dapat sejenak membuatku melupakan waktu

Kekasihku…
Dialah nafasku
Sahabatku…
Merekalah ragaku

Tuhan…
Dia wanita yang tertanam rusukku
Dengan nafasnya aku hidup
Dengan mata hatinya aku melihat dunia
Tolong satukan kami selamanya
Seperti Bulan dan Bintang
Seperti Adam dan Hawa
Biarkan kisah cinta kami kekal abadi

Tuhan…
Dia yang mengisi hariku
Mendengarkan keluh kesahku
Kami saling berbagi cerita suka dan duka
Kami saling menopang dan memberikan
semangat dalam berbagai cobaan hidup
Biarkan persahabatan kami kekal abadi


Tuhan….
Janganlah pisahkan aku dari kasihku dan
sahabatku
Karena Kasihku….
Adalah nafasku
Karena Sahabatku….
Adalah ragaku
------------------------------------------------------

pakah kehidupan ini bisa hidup tanpa kata “kamu”..
apakah keindahan ini bisa nampak tanpa kata “kamu”..
apakah bahagia ini juga bisa ada tanpa “kamu”..
dan apakah juga hati ini akan bersandar tanpa kata “kamu”..

sungguh aku ingin itu terjadi..
“kamu” sebuah kata yang tak pantas lagi ada disini..
“kamu” yang udah tak lagi indah di lisan ini..
“kamu” yang tak lagi unik dalam pikiran ini..
dan “kamu” yang tak lagi sejuk sa’at hati ini mengingini..
apakah kamu sebaik yang ada dalam fikiran ini..

“kamu” indah saat aku mencari
“kamu” nyaman saat aku didampingi..
dan kamu, kamu, kamu, kamu..
sa’at sedang jatuh dan menunggu..
hanya “kamu”..

ah masa bodoh dengan kamu..
yang aku tau, aku sedikit bahagia karenamu..
tak lebih menyenangkan dari berada di bawah awan kelabu..
taukah engkau maksudku..
Aku mencintaimu..

----------------------------------------------------------------------

rasanya aku udah bertahun tahun tidak pernah melukis tentang cinta..
baru kemaren saja aku membuatnya ada..
apakah rasa ini telah tiada..
memilih dan mencari sang raja kata..

aku ada untukmu..
aku rasa ini untukmu..
dan mungkin aku akan selalu ada buatmu..

Dimana aku..
ruangan ini gelap..
ruangan ini senyap..
membangun dan menjunjung..
akhirnya aku tergelatak di atas kertas bertuliskan tinta emas..

“aku menunggumu sejak dulu, aku mengharapmu sejak dulu, tapi bisuku mendekapku, bisuku menyembunyikan nyaliku, dan hatiku terus menderu.., hatiku ingin kamu”

Aku mencintaimu.. dengan atau tanpa alasan yang tak pernah kau tau


----------------------------------------------------------------------------------


Dimana romansa cinta ketika romantika tak pernah ada..
dimana cinta, ketika perasaan tak pernah sempurna..
aku ada karena kamu ada..
aku ada karena kamu mencinta..
dan mungkin karena kamu aku ingin membuka mata..

Cinta…..
kehidupan ini hanya untukmu..
rasa ini hanya buatmu..
akankah aku mengingkarimu..
aku ingin kamu..
aku ingin dia..
aku ingin dia..

rasa yang tak penah kurasa untuk siapapun yang merasa..
rasa yang tak seharusnya ada dan tak pernah engkau minta..
rasa yang mendarah daging dan selalu menyayat jiwa..
rasa cinta ini berbeda..
rasa ini sungguh berbeda..

akankah engkau mampu menganggapnya..
seharusnya tak begitu..
seharusnya aku lebih dan lebih mampu..
menyapu ribuan debu dalam kalbu..
entah sampai kapan aku akan terus begini..
mengartikan cinta dalam ribuan rasaku sendiri..
hanya sendiri dan berkalung harapan seakan menggantung diri..
Mati!

--------------------------------------------------------------------


Mari mengurai silsilah di ranah membasah
Pejamkan matamu sejenak agar dapat kukecup resah
Tak kuharap ada nanah di sebalik bilah-bilah yang berdarah
Jazirah itu akan kita tanami tetumbuhan penawar lelah

Mari mengeja kalimat-kalimat yang tak sudah
Kita rangkai jadi kelambu dalam galau malam mendesah
Lentera-lentera telah terpasang menyambut titah
Istana bebintang mengundang kita dalam jamuan kisah

Mari berbaring dalam dongeng pengantar tidur
Kenangan mengukir dalam doa yang tak akan terkubur
Tapak-tapak tamadun memutar aksara untuk bertutur
Setiap untai kataku adalah harap yang tak pernah luntur

---------------------------------------------------------------------



Teruntuk sahabat yang sedang berjuang melawan Leukimia. Wie percaya kamu tak akan pernah menyerah. Berjuanglah.....................................Tiap bait kata adalah do’a di antara airmata buatmu, sahabat.Sekali lagi, jangan pernah ada kata menyerah.

-----------------------------------------------------------------------------------


IBU
HARI INI KU SANGAT
MERINDUKAN MU
ENTAH KENAPA KU
SLALU INGAT DENGAN MU

IBU
BERILAH AKU PENAWAR RINDU
PADA BATIN KU INI
KARNA RASA RINDU
SUDAH TAK TERTAHAN LAGI

IBU
KAPAN KAH KAU HADIR
DALAM MIMPIKU…?
PERTANYAAN YANG TAK KAN
PERNAH TERJAWAB
SAMPAI KAPAN PUN

IBU
BAHAGIALAH DI ALAM NIRWANA
DARI KU DO’A KAN
KARNA DO’A KU SLALU TUK MU
KARNA KU SANGAT SAYANG
PADA MU MAMA.IBU .

-------------------------------------------------------------------------


tiada hari tiada menit tiada waktu dan tiada pula satu patah kata terucap...
kini kau telah terbujur kaku di selimuti selembar kai putih tanpa noda sedikit pun yg melekat...
hanya doa - doa yg kan selalu terdengar... mengiringi setiap jengkal tidur mu yangyg lelap...
tempat tidur mu adalah singgah sanah beralaskan tanah merah yg begitu sunyi tanpa satu pun suara yg terdengar ...

kini kau telah pergi...
meninggal kan kenangan - kenangan yg pernah ada...
senyum itu... tawa itu... dan wajah itu

begitu kental melekat di hati ini...
hari - hari terindah yg pernah kita lalui bersama -sama tak akan pernah bisa terlupakan dan tergantikan oleh apa pun...
pergilah wahai sahabat ku...
tidurlah dengan tenang dan damai...
di sisi sang pencipta...

kami iklas melepas kepergian mu...
tapi ….. maafkan kami jika hari itu berjuta air mata mengalir satu demi satu...
mungkin inila air mata duka untuk melepas kepergia mu …
karna kami sangat mencintai dan merindu kan mu ….
selamat jalan sahabat ku ...
doa kami selalu bersama mu...

---------------------------------------------------------------------------------

Matahari terbit berhawa panas
Disaat lahir aku pun menangis
Badan bergetar hati meringis
Seakan takut menghadapi dunia yg sadis.

Bagaikan lembutnya awan dan kabut
Tangan ibu membelai dengan lembut
Cinta suci penghilang rasa takut
Luasnya sebesar gunung dan laut.

Saat sedih engkau menemani
Di saat ketawa engkau pun bahagia
Bagaikan hidup dalam dunia mimpi
Begitulah kasih orang tua.

Beringin yang kuat akhirnya roboh
Diriku memang bodoh
Penyesalan datang bagai dalam neraka.
karena menjadi anak durhaka

Aku bukan hamba Tuhan yang terbaik
dan aku bukan manusia munafik
Hati sendu menghadapi urusan pelik
Berdoa untuk ibuku yang cantik.

Melihatnya tidur hati terasa tenang
Nyawa manusia bagai seutas benang
Sampai kapan aku bisa memandang
Semoga aku bisa membuatnya senang.

Aku sendiri di malam yang sepi
Kusadari aku butuh cinta suci
Hutang budi di bawa mati
Sampai kapan aku bisa balas budi

Cinta ibu paling setia
Lihatlah bagaimana dia merana
Sibodoh ingin mati untuknya
Tuhan maha besar tolong lindungi dia.

---------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar